KEMAHASISWAAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Oshika Maba 2023, Unisma Sambut Mahasiswa Baru dari 32 Provinsi dan 8 Negara

Universitas Islam Malang (Unisma) menyelenggarakan Rapat Senat Terbuka dalam rangka meresmikan Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus (Oshika) bagi Mahasiswa Baru tahun 2023. Acara ini akan dilaksanakan selama 3 hari hingga tanggal 20 September 2023.

Bertempat di Gedung Bundar Al-Asy’ari, Rektor Universitas Islam Malang Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M.Si memaparkan bahwa tahun ini Unisma resmi menerima berasal dari 32 provinsi di Indonesia dan 36 mahasiswa merupakan mahasiswa asing yang berasal dari 8 negara. dari jenjang sarjana, magister hingga doktoral.

Antara lain Rumania, Belgia, Yaman, Sudan, Korea, Palestina, Mesir, dan Timor Leste. “Sehingga saat ini mahasiswa Unisma secara keseluruhan hampir mencapai 17.000 mahasiswa, mereka berasal dari 34 Propinsi di Indonesia dan 37 Negara,” sambungnya.

Prof Maskuri juga menjelaskan terkait penerapan prinsip Unisma menjadi kampus Rahmatan Lil Alamin, bahwa tahun ini juga menerima mahasiswa baru yang beragama non-muslim.

“Yang non-muslim ada sekitar 20-an. Ya, sebagai lembaga pendidikan tinggi yang mengarah kepada apa namanya pelayanan ya. Pelayanan kita tidak membeda-bedakan antara muslim dan non-muslim. Hindu, Kristen, Katolik Konghucu maupun Budha semuanya punya kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan,” terangnya.

Prof Maskuri juga menyatakan Unisma dengan keberagaman latar belakang agama dan budaya tersebut menjadikan mahasiswanya memiliki wawasan yang multikultural.

“Universitas Islam Malang tidak lagi kemudian membedakan-bedakan saya muslim, saya kristen, saya katolik, saya hindu, saya buddha. Semuanya bersatu sehingga disitulah kekuatan UNISMA dengan cross-culture. Cross-culture dari berbagai negara, dari berbagai agama, itu ada di Universitas Islam Malang sehingga mahasiswa kami punya wawasan yang sangat multikultural,” paparnya.

Ia juga menyatakan bahwa kampus multikultural merupakan kampus yang dapat mengayomi berbagai kehidupan umat manusia untuk dapat menuntut ilmu. Unisma juga sangat terbuka dalam forum kerukunan umat beragama untuk mengisi kegiatan kampus.

Di kesempatan sama, Nadiem Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dalam sambutannya kepada mahasiswa baru Unisma menyampaikan, perguruan tinggi sebagai jenjang pendidikan formal terakhir dirancang untuk mempersiapkan mahasiswa agar mampu berkontribusi dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk mendalami disiplin ilmu dan memiliki potensi dan karakter penunjang seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan kepemimpinan, kreativitas dan problem solving.

Untuk membantu mahasiswa memperoleh kemampuan tersebut, Kemdikbud telah menghadirkan kebijakan merdeka belajar kampus merdeka yang merupakan sebuah terobosan baru yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di lingkup luar kampus dengan cara magang dan lain sebagainya.