Belajar Dari Perjalanan Untuk Menjemput Harapan
Choirun Nisa mahasiswa Akuntansi – Ekonomi dan Bisnis Awardee: BCB 6
Tak terasa tinggal menghitung hari 2024 akan segera terlewati. Kilas balik tentang 2024 tentunya dalam satu tahun perjalanan ini ada pencaiapan yang telah saya dapatkan, walaupun saya merasa tidak banyak pencaiapan yang saya dapat, namun saya merasa pencaiapan di 2024 ini sangat berarti untuk saya. Karena untuk mendapatkan sebuah pencapaian tentunya saya diharuskan untuk mengorbankan waktu, tenaga dan juga pikiran. Di awal 2024 saya memutuskan untuk bergabung menjadi bagian dari Organisasi Tax Center FEB UNISMA. Dan sebelum memutuskan untuk bergabung dengan organisasi tersebut tentunya banyak sekali hal yang saya pertimbangkan. Bukan hanya tentang tenaga yang nantinya akan saya keluarkan, namun juga tentang bagaimana cara saya bisa melakukan manajemen waktu dengan baik. Karena mengingat tanggung jawab saya di Organisasi lain dan juga tanggung jawab pada bidang akademik sayang sama beratnya. Saya tidak ingin ketika saya mengambil sebuah keputusan, justru keputusan tersebut akan memberatkan saya dan menggangu hal-hal yang sudah sendari awal saya tata dengan baik. Lalu mengapa saya memutuskan untuk bergabung dengan organisasi Tax Center FEB UNISMA. Bukan karena saya suka dengan bidang perpajakan, bukan juga karena saya mahir dalam bidang perpajakan. Alasanya justru karena saya merasa ilmu yang saya memilki dalam bidang perpajakan masih sangat kurang dan saya ingin lebih mendalami lagi ilmu perpajakan. Karena mengingat perpajakan sangat erat kaiatan nya dengan jurusan yang saya ambil yakni Akuntansi.
Di awal saya bergabung dengan organisasi tersebut tentunya saya merasa sedikit kesulitan dalam membagi waktu dan juga merasa beban saya semakin bertambah. Lalu bagaimana saya mengatasi hal tersebut?, yang saat itu saya lakukan adalah melakukan pembagaian kembali waktu saya dengan lebih efektif, lalu saya melakukan refleksi pada diri saya sendiri sembari mengulang kembali tujuan apa yang ingin saya capai ketika mengikuti organisasi tersebut. Dengan begitu yang awal nya saya merasa beban saya bertambah, perlahan-lahan saya mulai menganggap hal tersebut bukan menjadi beban, melaikan menjadi sebuah kewajiban dan tanggung jawab yang harus saya jalani untuk menunjang cita-cita yang kelak akan saya capai. Dan kini sudah hampir satu periode saya bergabung dengan organisasi tersebut. Tentunya sudah banyak sekali manfaat yang saya dapatkan, dan tujuan saya diawal pun perlahan-lahan sudah mulai tercapai. Sedikit demi sedikit ilmu saya tentang perpajakan mulai bertambah. Sampai pada bulan september kemarin saya memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi seorang relawan pajak. Sama seperti sebelum nya keputusan ini tentunya saya ambil melalui pemikiran yang matang. Mengingat saya akan mengorbankan waktu saya selama kurang lebih 3 bulan untuk membantu masyarakat dalam melaporkan pajak. Dan sebelum saya lulus menjadi relawan pajak, saya masih melewati serangkaian tes dan pelatihan yang lagi-lagi saya harus mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran saya. Namun saya selalu menanamkan dalam diri saya bahwa apapun proses yang saya lakukan dan saya untuk meningkatkan kualitas dalam diri saya tidak akan pernah sia-sia jika kita melakukan nya dengan sepenuh hati. Entah esok, lusa, atau di tahun-tahun yang akan datang semua yang telah kita lewati dan kita korbankan akan memeberikan manfaat pada diri kita entah itu besar atau kecil.
Saya merasa 2024 ini menjadi tahun yang luar biasa, meskipun belum banyak pencaian yang saya dapat, saya akan terus mendorong diri saya untuk menciptakan pencapaian-pencapaian baru di tahun 2025. dan tentunya hal tersebut harus dipersiapkan sendari sekarang. Di tahun 2025 yang memiliki target-target yang ingin saya capai. Salah satunya adalah saya ingin mendapatkan piagam relawan pajak dengan tingkatan gold. Tentunya untuk mencapai hal tersebut saya harus berusaha lebih keras lagi. Mulai dari belajar lebih tentang materi perpajak, melakukan penugasan dengan baik dan ketika saya nanti turun ke lapangan menjadi relawan, saya juga harus bersikap sesuai peraturan dan juga etika yang ditetapkan, sehingga saya mampu mencapai target poin yang ditentukan untuk mendapatkan piagam dengan tingkatan gold. Mengingat di tahun 2025 saya akan memasuki semester 6 dan semester 7, tentu target yang akan saya capai yaitu saya ingin lulus tepat waktu dalam kurun 3,5 tahun. Untuk mewujudkan target tersebut tentunya bukan suatu hal yang gampang. Dan tidak juga bisa di capai hanya dengan bermalas-malasan.
Ketika nanti saya mulai memasuki semester 6, saya akan membuat planing terkait apa saja hal yang harus saya lakukan untuk mencapai target tersebut. Di mulai dengan keaktifan saya dalam bidang akademik untuk menyelesaikan semua mata kuliah dengan tepat dan tanpa harus mengulang. Untuk itu saya perlu belajar lebih giat lagi agar mendapatkan nilai yang baik dan tidak perlu mengulang mata kuliah yang sama, dengan begitu waktu yang saya luangkan akan lebih efektif. Selain dengan menuntaskan semua mata kuliah tepat waktu, untuk bisa lulus 3,5 tahun saya juga harus menyelesaikan tugas akhir saya dalam kurun waktu yang sudah di tentukan. Dalam penyusuan tugas akhir tentunya akan banyak sekali hambatan yang di lalui. Untuk itu penting sekali melakukan planing yang tepat untuk mengerjakan tugas akhir tersebut. Untuk mengawali planing tersebut saya mulai memperkaya wawasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi, mulai dari masalah yang sering ditemui dalam bidang akuntansi sampai dengan kebijakan baru yang ada di bidang akuntansi. Hal yang akan saya lakukan untuk memperluas wawasan saya adalah dengan membaca berbagai junal dan juga artikel yang berkaitan dengan bidang akuantansi. Tentunya sebuah target tidak akan terwujud tanpa adanya kerja keras dan konsiten dalam melewati berbagai proses menuju target tersebut. Jika kita hanya diam maka kita tidak akan pernah bisa maju, sekalipun ada angin yang menerbangkan kita, tentunya jalan nya akan berbeda dengan apa yang sudah kita rencanakan.
“jangan takut untuk berjalan lambat, tapi takutlah jika hanya berdiri diam”